Jago Tempur Lufwaffe
di Front Eropa
Barat 1939-1945
Perang Udara tersengit antara Luftwaffe
Jerman menghadapi gabungan kekuatan udara Sekutu Barat (Inggris,
AS,
Perancis,
Kanada) selama 7 tahun di Eropa Barat, Eropa
Selatan, Mediterania, Afrika Utara, dan Samudera Atlantik yang terjadi selama 1 Oktober
1939 sampai dengan 1 Mei 1945.
|
Pangkat
|
Nama
Depan
|
Nama Akhir
|
Front
Barat
|
Front
Timur
|
Jumlah
|
|
Hauptmann
|
Hans-Joachim
"Jochen"
|
Marseille
|
158
|
0
|
158
|
|
Oberstleutnant
|
Heinz
"Pritzel"
|
Bär
|
125
|
96
|
221
|
|
Oberstreutnant
|
Kurt
|
Bühligen
|
112
|
0
|
112
|
|
Generalreutnant
|
Adolf
"Dolfo"
|
Galland
|
104
|
0
|
104
|
|
Major
|
Joachim
|
Müncheberg
|
102
|
33
|
135
|
|
Major
|
Werner
|
Schroer
|
102
|
12
|
114
|
|
Oberstleutnant
|
Egon
|
Mayer
|
102
|
0
|
102
|
|
Oberst
|
Josef "Pips"
|
Priller
|
101
|
0
|
101
|
|
Oberst
|
Gustav
|
97
|
1
|
98
|
|
|
Hauptmann
|
Josef "Sepp"
|
93
|
9
|
102
|
|
|
Major
|
Siegfried
"Wurm"
|
90
|
3
|
93
|
|
|
Major
|
Erich
|
86
|
138
|
224
|
|
|
Oberst
|
Walter
|
73
|
44
|
127*
|
|
|
Hauptmann
|
Ernst-Wilhelm
|
Reinert
|
71
|
103
|
174
|
|
Hauptmann
|
Siegfried
|
70~
|
1 ?
|
70~
|
|
|
Oberleutnant
|
Adolf "Addi"
|
69
|
3
|
72
|
|
|
Major
|
Werner "Vati"
|
68
|
33
|
115*
|
|
|
Major
|
Georg-Peter
|
68
|
10
|
78
|
|
|
Major
|
Hans "Assi"
|
66
|
42
|
108
|
|
|
Major
|
Anton "Toni"
|
61
|
131
|
192
|
|
|
Major
|
Gerhard
|
61
|
2
|
63
|
|
|
Oberleutnant
|
Herbert
|
60+
|
11
|
85~
|
|
|
Major
|
Klaus
|
60
|
15
|
75
|
|
|
Major
|
Gerhard
|
59
|
14
|
73
|
|
|
Leutnant
|
Hans-Arnold
"Fiffi"
|
59
|
0
|
59
|
|
|
Oberst
|
Herbert
|
Ihlefeld
|
56
|
67
|
123
|
|
Oberleutnant
|
Günther
|
Seeger
|
56
|
0
|
56
|
|
Major
|
Helmut
|
56
|
0
|
56
|
|
|
Oberleutnant
|
Karl-Heinz
|
Bendert
|
55
|
0
|
55
|
|
Major
|
Wilhelm-Ferdinand
"Wutz"
|
Galland
|
54 (55)
|
0
|
54 (55)
|
|
Major
|
Friedrich-Karl
"Tutti"
|
53
|
87
|
140
|
|
|
Leutnant
|
Franz
"Nawratil"
|
53
|
14
|
67
|
|
|
Major
|
Rolf-Günther
|
53
|
11
|
64
|
|
|
Major
|
Julius
|
Meimberg
|
53
|
0
|
53
|
|
Oberleutnant
|
Willi
|
52
|
0
|
52
|
|
|
Oberleutnant
|
Rudolf
"Rudi"
|
52
|
0
|
52
|
|
|
Oberfeldwebel
|
Heinrich
|
50
|
49
|
99
|
Total Kills :
2.576
unit Pesawat Sekutu
(Armee
D’Lair Perancis, Royal Air Force Inggris, dan USAAF Amerika
Serikat) yang ditembak jatuh oleh 37 jago tempur Luftwaffe Jerman dari 7.625
total pesawat Sekutu
Barat yang tertembak jatuh di Front Eropa Barat (928
unit adalah kemenangan udara mereka dari Front Timur melawan pihak Soviet).
Perang Udara melawan Sekutu di Eropa Barat sudah dimulai sejak Oktober 1939
saat pesawat bomber Jerman
melancarkan straffing (serangan udara dengan target kapal laut) terhadap
kapal-kapal Inggris
yang berlabuh di muara sungai Thames, London dan pelabuhan-pelabuhan di Skotlandia Utara.
Baru pada April 1940 saat Jerman
melancarkan BlitzKrieg ke Eropa Barat terjadilah pertempuran udara sengit
antara Luftwaffe menghadapi gabungan
kekuatan udara Sekutu
(umumnya didominasi oleh RAF Inggris dan Armee D’Lair Perancis). Terjadi
dua perang udara terbesar di Eropa Barat, yaitu Battle of France (Mei-Juni) dan Battle of
Britain (Juli-Oktober) pada tahun 1940 itu juga. Dalam pertempuran
udara tersebut Jerman mampu
mendominasi baik dalam kualitas pilot tempur maupun keunggulan pesawat tempur
mereka.
Memasuki akhir 1940 sampai pertengahan 1941 pertempuran udara di Eropa Barat relatif
stabil, karena kedua belah pihak masing-masing fokus di front tempur lain, Inggris
di Afrika Utara menghadapi Italia,
sedang Jerman bersiap mengempur Uni Soviet.
Saat Italia menyerbu Yunani dan Yugoslavia, maka kekuatan udara RAF Inggris yang ditempatkan di Mesir, Irak, Malta, dan Siprus dikerahkan untuk memukul mundur pasukan Italia.
Barulah Jerman terlibat di front selatan dengan mengirimkan banyak skuadron tempur udara mereka untuk menolong Italia.
Perang udara dilangit Afrika Utara yang gersang dan diatas lautan Mediterania yang ganas pun terjadi, antara Luftwaffe menghadapi RAF, British Commonwealth’s Dessert Air Force, SAAF (South Africa Air Force) dan Free France Air Force
RAF umumnya unggul dalam menghadapi pilot-pilot dari Regia Auronautica Italia, maupun Perancis Vichy. Tapi, lain cerita kalau harus menghadapi pilot-pilot Luftwaffe yang sudah berpengalaman menghadapi pesawat Inggris.
Saat Italia menyerbu Yunani dan Yugoslavia, maka kekuatan udara RAF Inggris yang ditempatkan di Mesir, Irak, Malta, dan Siprus dikerahkan untuk memukul mundur pasukan Italia.
Barulah Jerman terlibat di front selatan dengan mengirimkan banyak skuadron tempur udara mereka untuk menolong Italia.
Perang udara dilangit Afrika Utara yang gersang dan diatas lautan Mediterania yang ganas pun terjadi, antara Luftwaffe menghadapi RAF, British Commonwealth’s Dessert Air Force, SAAF (South Africa Air Force) dan Free France Air Force
RAF umumnya unggul dalam menghadapi pilot-pilot dari Regia Auronautica Italia, maupun Perancis Vichy. Tapi, lain cerita kalau harus menghadapi pilot-pilot Luftwaffe yang sudah berpengalaman menghadapi pesawat Inggris.
Januari 1942 Amerika Serikat masuk kancah peperangan Eropa
setelah Jepang menyerang Pearl Harbour pada tanggal 7 Desember
1941.
Pertempuran udara pun terjadi makin sengit yang mana pesawat tempur dan pembom USAAF dikirim ke Eropa Barat dan Afrika Utara membantu Inggris.
Tapi pilot USAAF yang terlatih masih sedikit pengalaman bertempur sehingga dengan mudah tumbang saat berhadapan dengan pilot-pilot Luftwaffe Jerman walaupun USAAF punya pesawat-pesawat tempur yang unggul dan banyak.
Setahun kemudian yaitu 1943 saat Sekutu mulai mendominasi jumlah kekuatan udara mereka mampu mengalahkan dan mengusir Luftwaffe Jerman dari Afrika Utara dan Mediterania. Sekutu juga sukses mengelar operasi udara menaklukan Italia.
Pertempuran udara pun terjadi makin sengit yang mana pesawat tempur dan pembom USAAF dikirim ke Eropa Barat dan Afrika Utara membantu Inggris.
Tapi pilot USAAF yang terlatih masih sedikit pengalaman bertempur sehingga dengan mudah tumbang saat berhadapan dengan pilot-pilot Luftwaffe Jerman walaupun USAAF punya pesawat-pesawat tempur yang unggul dan banyak.
Setahun kemudian yaitu 1943 saat Sekutu mulai mendominasi jumlah kekuatan udara mereka mampu mengalahkan dan mengusir Luftwaffe Jerman dari Afrika Utara dan Mediterania. Sekutu juga sukses mengelar operasi udara menaklukan Italia.
Pada tahun 1944 saat Sekutu bersiap-siap melancarkan Operasi
Overlord dengan mendarat besar-besaran dari Inggris menuju Normandia, Perancis
maka baku hantam dengan Luftwaffe
pun akhirnya terjadi dengan hebat.
Sekutu yang unggul dalam jumlah pesawat tempur dan kualitas pesawat tempur mereka yang hebat sukses mengalahkan Luftwaffe Jerman, kendati harus dibayar mahal dengan kehilangan pesawat mereka dalam jumlah besar.
Perbandingan kekuaatan udara sebelum Overlord dimulai adalah Sekutu (didominasi RAF Inggris dan USAAF Amerika Serikat) memiliki 25.000 unit pesawat tempur, pembom, pengintai, angkut, dan pesawat layang berbanding dengan Jerman yang hanya mempertahankan Eropa Barat dengan 840 unit pesawat tempur saja (sebagian besar kekuatan udara Luftwaffe dikerahkan untuk menghadapi kekuatan udara VVS Soviet di Front Timur).
Sekutu yang unggul dalam jumlah pesawat tempur dan kualitas pesawat tempur mereka yang hebat sukses mengalahkan Luftwaffe Jerman, kendati harus dibayar mahal dengan kehilangan pesawat mereka dalam jumlah besar.
Perbandingan kekuaatan udara sebelum Overlord dimulai adalah Sekutu (didominasi RAF Inggris dan USAAF Amerika Serikat) memiliki 25.000 unit pesawat tempur, pembom, pengintai, angkut, dan pesawat layang berbanding dengan Jerman yang hanya mempertahankan Eropa Barat dengan 840 unit pesawat tempur saja (sebagian besar kekuatan udara Luftwaffe dikerahkan untuk menghadapi kekuatan udara VVS Soviet di Front Timur).
Pada akhir tahun 1944 sampai pertengahan 1945 Sekutu
melancarkan pemboman terus menerus ke kota-kota di Jerman dan Luftwaffe
berjuang mati-matian mempertahankan tanah air mereka dari serangan udara Sekutu
sampai dengan menyerahnya Jerman
pada 1 Mei 1945.
Hans Joachim
Marseille sukses menjadi pilot tempur nomor satu Luftwaffe Jerman karena dialah pilot yang sukses menembak jatuh 158 unit pesawat Sekutu Barat dari Oktober 1939
sampai September 1942 saat dia gugur akibat kecelakaan udara.
Dia juga dijuluki sebagai penguasa langit Afrika oleh musuh-musuhnya karena 151 kemenangan Marseille dibukukan di front Afrika menghadapi British Commonwealth’s Dessert Air Force yang jauh lebih superior dalam berbagai hal (karena sulit dikalahkan). Pesawat favoritnya adalah Messerschmitt Bf 109, dan dia memang menggunakan pesawat ini di seluruh pertempuran yang dilakoninya.
Dia juga dijuluki sebagai penguasa langit Afrika oleh musuh-musuhnya karena 151 kemenangan Marseille dibukukan di front Afrika menghadapi British Commonwealth’s Dessert Air Force yang jauh lebih superior dalam berbagai hal (karena sulit dikalahkan). Pesawat favoritnya adalah Messerschmitt Bf 109, dan dia memang menggunakan pesawat ini di seluruh pertempuran yang dilakoninya.
Cukuplah sejarah mencatat bahwa tak ada pilot Jerman lain yang berhasil menghancurkan pesawat Sekutu
(Inggris,
Negara Persemakmuran dan Amerika Serikat) lebih banyak dibandingkan Marseille!
Tanggal 3 Juni 1942, Marseille sendirian menyerbu formasi 16 pesawat Curtiss P-40 Warhawk dari skuadron SAAF no.5, dan menembak jatuh enam pesawat, lima di antaranya dibukukannya hanya dalam waktu enam menit! Belum cukup? Di antara korbannya tersebut termasuk tiga jago udara SAAF,yaitu Robin Pare (6 kemenangan), Douglas Golding (6,5) dan Andre Botha (5).
Tanggal 3 Juni 1942, Marseille sendirian menyerbu formasi 16 pesawat Curtiss P-40 Warhawk dari skuadron SAAF no.5, dan menembak jatuh enam pesawat, lima di antaranya dibukukannya hanya dalam waktu enam menit! Belum cukup? Di antara korbannya tersebut termasuk tiga jago udara SAAF,yaitu Robin Pare (6 kemenangan), Douglas Golding (6,5) dan Andre Botha (5).
Tanggal
1 September akan selalu dicatat sebagai hari tersukses Marseille, dimana dia berhasil
menghancurkan tidak kurang dari 17 pesawat musuh dalam sehari bertempur
(terbanyak dalam sejarah pertempuran udara dimana pun), sementara di bulan itu
sendiri merupakan bulannya yang paling produktif : 54 kemenangan diraihnya!
Di antara 17 pesawat yang dikirimnya ke bumi, delapan di antaranya dihantamnya hanya dalam waktu 10 menit! Atas prestasinya yang luar biasa dahsyat ini, Marseille diberi hadiah oleh skuadron Regia Aeronautica Italia, sebuah Volkswagen Kübelwagen tipe 82, yang telah dicat dengan tulisan “Otto” (bahasa Italia yang berarti delapan).
Prestasi ini dicatat dengan geram oleh Sekutu sebagai kehilangan terbesar yang dialaminya sepanjang sejarah dalam satu hari oleh satu pilot!
Di antara 17 pesawat yang dikirimnya ke bumi, delapan di antaranya dihantamnya hanya dalam waktu 10 menit! Atas prestasinya yang luar biasa dahsyat ini, Marseille diberi hadiah oleh skuadron Regia Aeronautica Italia, sebuah Volkswagen Kübelwagen tipe 82, yang telah dicat dengan tulisan “Otto” (bahasa Italia yang berarti delapan).
Prestasi ini dicatat dengan geram oleh Sekutu sebagai kehilangan terbesar yang dialaminya sepanjang sejarah dalam satu hari oleh satu pilot!
Hanya
satu pilot Luftwaffe lain yang mampu
melampaui catatan Marseille tersebut, dia adalah Emil “Bully Lang, yang
melakukannya di Front
Timur melawan pilot-pilot Uni Soviet yang lebih inferior dengan menjatuhkan 18 unit pesawat Soviet dalam sehari.
Marseille gugur setelah mengalami kecelakaan udara pada tanggal 30 September 1942 di Tunisia.
Marseille gugur setelah mengalami kecelakaan udara pada tanggal 30 September 1942 di Tunisia.
Rekan-rekannya
seperti Erich
Harthmann (352 kills), Guenther Rall (275 kills), dan Adolf Galland (104 kills) menganggap Marseille
sebagai pilot terhebat dari semua pilot terhebat Jerman yang pernah ada dalam
sejarah Perang Dunia Kedua.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar